Senin, 27 Maret 2017

day 7 shirakawago


Shirakawago adalah sebuah desa jepang yang masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO. Semacam 'wae rebo'nya jepang, jadi semua bangunan rumah dibiarkan tradisional. Shirakawago terletak di tengah perbukitan jadi suhunya termasuk dingin, keunikannya adalah rumah tradisional dengan atap jerami yg sangat tebal.


Untuk menuju Shirakawago bisa melalui 2 kota dari arah berbeda yaitu Kanazawa, dan Takayama. Jika dari arah Kyoto/Osaka maka Kanazawa lebih dekat sedangkan dari arah Tokyo/Nagoya maka Takayama pilihan terdekatnya.


Transportasi umum yg tersedia menuju shirakawago hanya Bus. Dan kebanyakan butuh reservasi sehingga ada baiknya untuk kontak langsung dengan ticket office biar tahu jadwal berangkat dan seat yg tersedia.


Nah di postingan ini saya akan share perjalanan kami menuju shirakawago di hari ke 7.

Karena sebelumnya mengunjungi Alpine Route, maka kami masuk dari arah Kanazawa. Kami bermalam di hostel Khaosan Kanazawa semalam, hostel yg sangat bersih dan recomended. Oh ya kami mulai pakai Takayama Hokuriku Pass sejak dari Toyama, pass ini mengcover perjalanan sampai kyoto-osaka dan sudah include tiket bus ke shirakawago. 

Esok paginya kami langsung menuju kantor tiket Hokutetsu bus (salah satu bus yg melayani rute dari kanazawa) di kanazawa station. Setelah menanyakan jadwal dan seat yg masih available ternyata seat sudah penuh (mungkin karena weekend, sabtu) dan kami baru kebagian berangkat jam 1 siang, sedangkan saat itu baru jam 9 pagi. Hm terlalu siang deh, bakal gak bisa lama-lama di shirakawago kalo kesiangan, karena kami jg harus cus ke kyoto malam itu juga.


Bahas plan B dan C lalu diskusi bersama teman-teman dan cek rute yg dicover pass, ternyata ada pilihan selain dari Kanazawa, yaitu naik bus lewat shin-Takaoka (dengan catatan naik shinkansen dulu dari kanazawa). Setelah tanya ke petugas, ternyata bus disana gak perlu pake reservasi dan cek schedule busnya masih kekejar jadwal. Langsung kita batalin reservasi tiket bus kanazawa dan beralih ke plan B, yaitu naik shinkansen ke shin takaoka, lalu ngejar bus (nama bisnya Kaetsuno bus) ke shirakawago.


Ada plusnya juga beli Takayama hokuriku pass, di saat genting dan kepepet kyk ini menawarkan banyak opsi dan gak perlu mikir over budget lagi pas pakai transport macam shinkansen.

Jadi rangkaian perjalananya begini :
Toyama - Kanazawa dgn Hokuriku Shinkansen
Kanazawa - shin Takaoka (karena gak dapet jadwal bis ke shirakawago) dgn hokuriku shinkansen
Shin Takaoka - shirakawago dgn Kaetsuno Bus (no need reservation)
Shirakawago - Kanazawa dgn Hokutetsu Bus (no need reservation)
Kanazawa - Kyoto dgn limited express 'Thunderbird"

Nunggu kaetsuno bus nya datang

Syukur, masih kekejar bis dari shin takaokanya dan kursinya lumayan banyak yg lowong. Karena judulnya heritage bus, bis ini banyak berhenti di halte kecil dan banyak warga lokal yg naik. Satu teman saya wira dapat temen duduk nenek tua yang semangat ajak dia dan kami ngomong pakai bahasa jepang, pdhl kita gak ngerti 😂. Beliau sempat juga nanya kenapa kok saya pakai jilbab, terus tanya juga Wira itu siapanya saya, otousan ? Katanya. Lah masa wira dikira bapak saya pdhl usianya jauh di bawah saya 😂😂 kocak nih neneknya.

Kami sampai d shirakawago sekitar jam 14 dan sempet tanya ke ticket office untuk perjalanan balik ke kanazawa tetap butuh reservasi atau tidak. Dan ternyata bisa lgsg go show aja nanti. Setelah ambil guide map, tujuan awal kami adalah ke observstory view di atas bukit. Jadi bisa liat view desa dari atas gitu.



Selanjutnya kami turun lagi dan jalan-jalan seputar desa . desanya rapi, selokan nya bening sampe-sampe ada ikan koi hidup di situ, rumahnya masih dibiarkan tradisional dan masih dihuni. Beberapa rumah dijadikan rumah percontohan yang bisa dilihat dan dimasuki turis dengan biaya masuk tertentu.


Kebanyakan sudah jadi kafe, kios, mini restoran dan toko oleh-oleh. Jadi yah kl ke shirakawago selain sightseeing ya jajan terus belanjak dah 😅
Gasso house dan 'cooler alami'

Toko oleh-oleh shirakawago

Potato croquette ala shirakawago village
Ice cream cone unyu yg selalu ada di tiap sudut spot wisata jepang

Best season k shirakawago mungkin pas winter atau awal spring ya, waktu masih ada saljunya gitu
jadi lebih unik viewnya. Kl ga salah pas winter jg ada illiumination light show di hari tertentu.

Puas di shirakawago kami kembali ke bus terminal dan order tiket bus kembali ke Kanazawa (dengan menunjukkan Takayama Hokuriku Pass). Ohya bagi yg muslim dan mencari tempat solat di terminal bus ini ada Nursery room yang bisa dikondisikan sbg tempat shalat (asal pas lagi gak ada ibu-ibu di dalem yah), tempatnya cukup privasi karena bisa d kunci dari dalam.

Bus k kanazawa penuh hari itu, dan dalam waktu 2 jam kami sudah sampai di kanazawa station (waktu tempuh lebih cepat dibanding ke shin takaoka). Malam itu kami langsung menuju Kyoto dengan limited expres thunderbird (bagi pengguna jr pass/takayama hokuriku pass, jngan lupa reserve seat dulu ya biar gak perlu rebutan tempat duduk)



Jumat, 17 Maret 2017

day 6 - Tateyama Kurobe Alpine Route

Hari ke 6, kami mengunjungi Kurobe Alpine Route, terkenal juga dengan Japanese Alps karena dari tempat ini kita bisa melihat jejeran pegunungan Alpine nya Jepang.

Sekilas info tentang Alpine Route, rute ini adalah sebuah jalur wisata yang menghubungkan kota Nagano dan Toyama dengan melintasi/membelah punggungan Japanese Alps dan TIDAK BISA dilalui oleh kendaraan pribadi. Jalur ini membentang panjang dari titik awal berangkat di kisaran 1000 mdpl sampai di ketinggian 2400an meter diatas permukaan laut (shortcut hampir puncak Mt.Tateyama) sampai turun lagi ke titik 450mdpl, semuanya kita lewati dengan 7x naik moda transportasi yg ada disana. Luar biasa, naik gunung gak pake capek !

Untuk mencapai alpine route dari arah Tokyo point terdekat adalah dari Nagano (start dari Ogizawa Station) sedangkan dari arah Kyoto/Nagoya/kanazawa bisa mulai dari Toyama (Tateyama Station).
Jadi kalau plan kamu dari Tokyo ke Kyoto/Osaka lewat Alpine route maka rute nya Tokyo - Nagano - Ogizawa Station - Alpine Route - Tateyama - Toyama - Kyoto/Osaka/Nagoya, begitu juga sebaliknya.

Ilustrasi peta transportnya...


sumber : alpen-route.com


Kunjungan kami di minggu ketiga bulan Oktober (autumn) dari Nagano.
Kami menginap semalam di Nagano, daerahnya udah dingiinn bgt karena dataran tinggi. Kami menginap di hostel Worldpecker yang nyentrik (kl gak mau di bilang sedikit horor 😂) tapi cukup nyaman dan hangat.

Esok paginya kami mnuju nagano station untuk naik bus menuju Ogizawa. Oh ya sebelumnya kami udah beli Kurobe Option Ticket (info tiket bisa cek http://www.jrtateyama.com/e/) untuk transport selama di alpine route jadi gk perlu lagi antri beli tiket tiap ganti transport, lebih praktis dan lebih murah. Nanti akan sy bahas dalam tips di akhir cerita

Perjalanan Nagano - Ogizawa dengan express bus ditempuh selama kurleb 1jam 40menit, melewati pedesaan yang asri dan pepohonan yang semakin ke atas semakin orange-merah daunnya (bulan oktober di kota belum peak color, sedangkan di dataran tinggi lebih dulu berubah warna)


Ogizawa Station, 1433 mdpl
Tempat perhentian terakhir kendaraan umum atau pribadi. Semua stop sampai sini. Kantong parkirnya luas. Yang beli tiket printilan, disini harus beli tiket untuk naik Trolley Bus menuju Kurobe Dam.




Kurobe Dam, 1470 mdpl (dengan Trolley Bus)
Trolley bus adalah bus yang dijalankan oleh listrik jadi semacam commuter line tapi versi bus, jadi ramah lingkungan. Bus ini jalannya nanjak dan masuk terowongan dalam gunung. 
Ada penghangat di bawah kursi trolley bus, nyaman !




Kurobe dam bendungan tertinggi di Jepang
Bisa ke observatory deck dulu di atas naik tangga yang jumlahnya banyak atau bisa langsung turun ke bendungan



'Family portrait' pose disuruh ahjuma yg foto 😅

Kurobedaira,  1828 mdpl (dengan Cable Car)

Cable car adalah sejenis gerbong yang ditarik naik lewat terowongan.
Ada satu hal lucu, pas baru keluar cable car kami mencium bau sedap aroma ikan bakar. Otomatis hidung yg di dukung perut keroncongan ini nyari sumbernya. Eh ternyata itu bau ikan teri kering (anchovi) yang sengaja dibakar pakai korek sama mbak yang jual. 😂😂 langsung ngekek saya, mbaknya bisa aja cara jualannya. Ohiya dari Kurobedaira mulai banyak toko yang jual omiyage dan makanan ringan sampai sake. Tapi jangan dulu kalap disini ya.

sake di toko omiyage

Daikanbo, 2316 mdpl (dengan Tateyama Ropeway)
Satu-satunya kereta gantung di jalur ini. Pemandangannya bagus, waktu tempuh nya sekitar 5 menitan udah sampe.

View dari ropeway


Murodo, 2450 mdpl (Tunnel Trolley Bus)
Di Murodo ini ada toko oleh-oleh yang paling besarr yg saya temui di alpine route, mungkin karena ada hotel dan camping ground disini. Jadi paling ramai.

Yang mau camping bisa buka tenda di Raichozawa Campsite (ada fee stay nya) atau bisa juga nginep di hut / hotel tentunya dengan biaya cukup mihil. Dari sini pendaki bisa summit ke puncak Mt Tateyama.

Selain summit, bisa juga jalan sambil sightseeing karena areanya luas dengan pemandangan yang bagus.

Di jalur ini kalau spring ada Snow Wall nya, tapi karena kami datang saat autumn (oktober) snownya udah cair, diganti pemandangan ajah.


Salah satu pnginapan di Murodo


Mata air gunung

Bisa shalat dimana saja :)

Midagahara, 1930 mdpl (highland bus)
Meluncuur di jalan aspal mulus pakai bus dari ketinggian 2400an ke 1900an. Pemandangannya topp. Kami sengaja turun dulu di midagahara sebentar, hanya jalan disekitar pos dan sekitar area penginapan, gak sempat lagi keliling jauh karena sudah sore dan ini bis terakhir menuju station berikutnya, Bijodaira.

View lautan awan dari bus menuju Midagahara


Kelakuan pas nunggu bis di Midagahara. Jalanan kosongg


Bijodaira (977mdpl) ganti transport ke cable car menuju Tateyama station (475mdpl)
Bikin dagdigdug soalnya curam banget turunnya.

Dari tateyama ke toyama pakai train biasa.


Sedikit persiapan dan tips :
1. Bagasi (barang bawaan), baik itu koper atau carrier. Terutama bagi yang ke alpin route sambil lewat (tokyo-kyoto atau sebaliknya). Akan sangat ribet kalau bawa barang banyak ke sini, selain karena transportnya, juga bikin gak menikmati sightseeing. Baiknya bagasi di masukin bagasi service. Di alpine route sendiri ada 1 day baggage delivery service (lengkapnya klik http://www.alpen-route.com/en/transport_new/baggage.html ).
Atau alternatif lain misal anda dari arah Tokyo. langsung kirim dari tokyo ke kota tujuan selanjutnya selain gak ribet, biayanya pun lebih murah dibanding pakai bagasi service di kurobe. Saya sendiri pakai alternatif kedua karena setelah dari alpine route kami ke shirakawago dulu sebelum kyoto jadi bagasi udah di anter langsung ke Kyoto tanpa harus geret kesana kemari (saya pakai service TaQBin di tokyo station, dgn 1400¥ bisa antar ke hostel dan tentuin tgl antar dengan tarif yg sama)

2. Hunting Tateyama Kurobe Option Ticket
Pada bulan tertentu ditawarkan tiket terusan khusus, harganya lebih murah dibanding beli tiket printilan (bisa selisih 3000an yen). Tiket berlaku 5 hari, jadi bagi yang berniat untuk camping atau nginep di hotel area Kurobe ini sangat worth. Sayangnya tiket cuma berlaku untuk one way. arah nagano-toyama atau sebaliknya, gak bisa PP dari arah yang sama

3. Bagi yang mau camping ala anak gunung, di sana ada campsite namanya Raichozawa. Musim yang cukup hangat biasanya agustus-september. Kl oktober udah dingiiinn, kami batal ngecamp karena ini juga. Gak kuat dinginnya. Ada tempat penyewaan perlengkapan camp di toyama.

4. Persiapan baju dingin, jaket atau sarung tangan secukupnya. Spring masih ada salju disana.